TEORI-TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Teori
pertumbuhan ekonomi mebicarakan faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Faktor-faktor tersebut beraneka ragam sehingga banyak
pula teori pertumbuhan ekonomi yang bermunculan. Dalam pembicaraan selanjutnya
akan dibahas beberapa teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh para ahli
dan penulis yang berbeda. Toeri pertumbuhan ekonomi dapat dibagi atas teori
yang bersifat analitis dan yang bersifat historis. Mazhab analitis menekankan
pada teori tentang sebab akibat terjadinya pertumbuhan ekonomi, sedangkan
mazhab historis menekankan pada tahapan-tahapan yang dilalui dalam pertumbuhan
ekonomi. Pembagian lain dapat juga dilakukan berdasarkan waktu munculnya teori
tersebut, misalnya teori klasik dan modern. Dalam pembahasan berikut ini,
teori-teori itu kita bicarakan secara campuran.
1.
HISTORIS
Beberapa penulis mengemukakan teori pertumbuhan berdasarkan tahapan
yang dicapai oleh suatu masyarakat.
a.
Pertumbuhan ekonomi menurut Karl Bucher
Karl Bucher membagi pertumbuhan ekonomi menurut jarak yang ditempuh
oleh alat pemuas kebutuhan, yaitu dari produsen sampai ke konsumen. Masyarakat
dilihat sebagai satu kesatuan rumah tangga, baik sebagai rumah tangga produsen
maupun rumah tangga sebagai konsumen. Pertumbuhan ekonomi menurut Karl Bucher
sebagai berikut :
1.
Rumah tangga tertutup
Rumah tangga tertutup merupakan satu kesatuan keluarga yang terdiri
atas beberapa orang dan tidak mempunyai hubungan dengan orang-orang atau rumah
tangga lain diluar lingkungannya. Contoh rumah tangga tertutup terdapat pada
suku-suku terasing di pedalaman Kalimantan dan
Irian Jaya. Menurut Karl Bucher, rumah tangga tertutup ini berlangsung sampai
lebih kurang tahun 1000.
2.
Rumah tangga kota
Rumah tangga tertutup semakin lama semakin besar dan mulai menjalin
hubungan dengan rumah tangga tertutup lainnya, sehingga rumah tangga ini
menjadi lebih terbuka. Pada rumah tangga kota ,
alat pemuas kebutuhan yang dihasilkan oleh suatu masyarakat (rumah tangga)
tidak lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Barang-barang yang
dihasilkan masing-masing rumah tangga mulai saling dipertukarkan. Hubungan
antara satu rumah tangg dengan rumah tangga lainnya menjadi semakin beraneka
ragam. Masing-masing rumah tangga itu semakin maju dan melahirkan sebuah
tatanan masyarakat baru, yang dalam perkembangan selanjutnya akan membentuk
rumah tangga kota .
3.
Rumah tangga bangsa
Adanya hubungan antara kota dan kota lainnya menyebabkan
timbulnya rumah tangga bangsa. Rumah tangga bangsa merupakan satu kesatuan
ekonomi yang meliputi suatu negara. Hubungan kota
dengan kota
diperlancar dengan semakin baiknya sarana dan prasarana perhubungan dan
keamanan. Alat-alat pemuas kebutuhan yang dihasilkan semakin beraneka ragam dan
dalam jumlah yang semakin banyak, baik jenis maupun jumlahnya ini, maka
muncullah perusahaan-perusahaan.
4.
Rumah tangga dunia
Kemajuan yang dicapai oleh suatu rumah tangga bangsa berbeda dengan
rumah tangga bangsa lainnya, baik dalam teknologi produksi, efisiensi, jenis
maupun jumlah barang. Akibatnya, barang-barang yang dihasilkan oleh suatu rumah
tangga bangsa mulai mengalir ke rumah tangga bangsa lainnya sehingga
daerah-daerah pemasaran yang baru, karena kelebihan produksi, tidak lagi dapat
mengkonsumsikan sendiri. Dalam masa inilah dikenal adanya perdagangan
internasional.
b.
Pertumbuhan ekonomi menurut Friedrich List
Friedrich List membagi pertumbuhan ekonomi masyarakat berdasarkan
teknik produksi. Teknik produksi merupakan peralatan dan tara
cara yang digunakan untuk menghasilkan alat pemuas kebutuhan. Tingkat-tingkat
pertumbuhan tersebut yakni sebagai berikut :
1.
masa berburu dan mengembara,
2.
masa beternak dan bertani,
3.
masa pertanian dan kerajinan,
dan
4.
masa kerajinan/industri dan
masa perniagaan
Pada masa berburu dan mengembara, masyarakat menghasilkan alat
pemuas kebutuhan dengan mengambil hasil-hasil alam tanpa pengolahan terlebih
dahulu. Penduduk tinggal pada tempat-tempat yang berpindah-pindah. Namun,
akibat pertambahan penduduk dan kesulitan-kesulitan yang dialami, lama kelamaan
penduduk mulai mendiami suatu tempat secara tetap. Alat pemuas kebutuhan tidak
lagi diharapkan semata-semata dari hasil-hasil alam tetapi mulai dilakukan
pengolahan alam dengan bertani memeliharan ternak dan bercocok tanam.
Pengolahan alam dengan cara beternak dan bercocok tanam lambat laun juga
berkembang menjadi pengolahan yang lebih luas seperti kerajinan dan industri.
Pada masa ini produksi tidak lagi semata-mata untuk memenuhi kebutuhan sendiri,
tetapi mulai untuk kepentingan pasar.
c.
Pertumbuhan ekonomi menurut Werner Sombart
Werner Sombart mebagi pertumbuhan ekonomi maasyarakat berdasarkan
susunan organisasi dan ideologi masyarakat. Pembagian tingkat-tingkat
pertumbuhan tersebut yakni sebagai berikut :
1.
Zaman perekonomian tertutup
Pada masa ini pengadaan alat-alat pemuas kebutuhan semata-mata hanya
untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Pertukaran barang dengan masyaraka tertutup
lainnya sama sekali tidak dikenal. Mereka juga tidak mau menerima orang lain
diluar kelompoknya.
2.
Zaman kerajinan dan pertukangan
Pertambahan penduduk yang semakin banyak serta kemajuan dalam
peradaban masyarakat, menyebabkan timbulnya kebutuhan-kebutuhan yang semakin
beraneka ragam, dan kebutuhan ini tidak lagi dapat dipenuhi sendiri. Oleh
karena itu mulailah muncul pembagian kerja berdasarkan keahlian masing-masing.
Hasil produksi dan keahlian ini mulai saling dipertukarka. Namun hubungan
pertukaran ini semata-mata masih untuk saling memenuhi kebutuhan dan bukan
untuk mencari keuntungan. Hubungan orang dengan orang lain masih bersifat
kekeluargaan, bersifat saling membantu dan melengkapi.
3.
Zaman Kapitalis
Pada zaman ini mulailah muncul perusahaan-perusahaan yang menghimpun
berbagai nkeahlian dalam masyarakat. Hubungan individu tidak lagi didasarkan
pada kekeluargaan, tetapi berubah menjadi hubungan antara pemilik modal dengan
para pekerja yang menjual tenaga dan keahliannya. Produksi tidak lagi untuk
memenuhi kebutuhan semata-mata, tetapi berubah menjadi pencarian keuntungan.
Oleh karena itu, struktur masyarakat berubah sesuai dengan kepemilikan modal
(kapital), misalnya majikan dan buruh. Karena segala aktivitasnya didasarkan
pada faktor modal atau kepital, zaman ini kemudian dikenal dengan nama zaman
Kapitalis. Pada zaman kapitalis ini juga terjadi tingkatan-tingkatan, yaitu :
a.
Zaman Kapitalis Purba
b.
Zaman Kapitalis Madya
c.
Zaman Kapitalis Raya
d.
Zaman Kapitalis Akhir (zaman
Sosialisme)
a.
Zaman Kapitalis Purba (Pra Kapitalis)
Pada zaman ini, aktivitas
hidup manusia sebagian besar ditujukan untuk mencari nafkah. Pola
kehidupan manusia berbentuk kelompok-kelompok sehingga keterikatan seorang
individu terhadap kelompok amat kuat. Seseorang rela mengorbankan apa saja demi
kepentingan kelompok. Sebaliksnya, dengan kelompok lain mereka sangat tertutup.
Motivasi untuk mencari keuntungan pada zaman ini belum dikenal. Dengan kata
lain, pada zaman kapitalis purba kehidupan masyarakat ditandai dengan ciri-ciri
:
1.
kehidupan perekonomian hanya
untuk mendapatkan nafkah semata-mata
2.
keterikatan antar individu dalam kelompok
sangat kuat, dan
3.
kehidupan perekonomian bersifat
statis
b.
Zaman Kapitalis Madya (Kapitalis Menengah)
Manusia, pada zaman Kapitalis Madya, sudah mulai mengenal arti
keuntungan, sehingga kelompok-kelompok masyarakat sudah mulai mengejar
keuntungan dalam aktivitas hidupnya. Kelompok pencari keuntungan itu disebut
Kaum Kapitalis (pemilik modal), sedangkan kelompok yang lain disebut Kaum
Pekerja atau Kaum Buruh. Hubungan antar kedua kelompok itu memang terjalin,
tetapi tujuannya sudah bukan untuk kepentingan bersama seperti zaman
sebelumnya, melainkan untuk mencari keuntungan bagi kaum kapitalis. Oleh karena
itu, hubungan mereka pun mau tidak mau mulai merenggang. Dengan kata lain,
zaman kapitalis madya yang berlangsung dalam kurun waktu antara abad ke 16-18,
ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.
kegiatan perekonomian mengejar
keuntungan
2.
hubungan antar individu mulai
longgar,
3.
kehidupan perekonomian bersifat
dinamis
c.
Zaman Kapitalis Raya (Kapitalis Tinggi)
Zaman Kapitalis Raya ini berlangsung sekitar abad 18. Pada zaman ini
mengejar keuntungan merupakan faktor terpenting dalam setiap kegiatan ekonomi.
Karena semua mengejar keuntungan, persaingan pun berkembang ke arah yang tidak
wajar, akibatnya kaum kapitalis merajalela dan kaum pekerja tertindas. Dengan
kata lain, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
Singkatnya zaman kapitalis raya ini ditandai dengan ciri-ciri :
1.
timbulnya persaingan tidak
wajar
2.
timbulnya monopoli
3.
timbulnya penindasan terhadap
para buruh oleh majikan
d.
Zaman Kapitalisme Akhir (Sosialisme)
Akibat buruk yang ditimbulkan pada zaman Kapitalisme Raya
menyebabkan timbulnya kebencian masyarakat terhadap para kapitalis (pemilik
modal) dan dan bahkan masyarakat berkeinginan untuk melenyapkannya.
Berkat perencanaan yang matang, perubahan yang diinginkan oleh
masyarakat itu akhirnya terwujud juga. Zaman kapitalis raya surut dan lahirlah
zaman Sosialisme. Pada zaman ini segala aktifitas perekonomian tersentralisasi
pada pemerintah. Dengan kata lain, setiap kegiatan perekonomian diatur oleh
pemerintah. Zaman ini ditandai oleh ciri-ciri :
1.
keinginan untuk mencapai
kesejahteraan bersama
2.
terdesak para kaum kapitalis
3.
dominannya pemerintah dalam
kehidupan perekonomian
2.
TEORI PERTUMBUHAN KLASIK DAN NEOKLASIK
a.
Teori pertumbuhan Adam Smith
Teori pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith berkaitan dengan dua
unsur pertumbuhan, yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan output dipengaruhi oleh tiga unsur pokok yaitu :
1.
sumber-sumber alam
2.
sumber-sumber tenaga kerja
(jumlah penduduk)
3.
jumlah modal
Menurut Adam Smith, sumber-sumber alam jumlahnya terbatas, sehingga
pertumbuhan ekonomi dibatasi oleh batas maksimal dari sumber alam tersebut.
Untuk tercapainya pertumbuhan output, sumber alam ini harus dimanfaatkan oleh
tenaga kerja dan modal yang ada. Namun penduduk merupakan unsur yang pasif
dalam proses pertumbuhan. Menurut Adam Smith, penduduk akan bertambah jika
kebutuhan tenaga kerja bertambahdan tingkat upah yang diterima oleh tenaga
kerja itu lebih dari jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan saja (tingkat
upah subsistensi). Oleh karena itu, peranan terbesar dalam pertumbuhan ekonomi
yakni modal.
Tenaga kerja harus berspesialisasi dan harus dilakukan. Spesialisasi
semakin tinggi jika jumlah modal semakin banyak, dan output pun semakin tinggi
pula. Misalnya, dengan adanya mesin-mesin, tenaga kerja dapat dispesialisasikan
sesuai dengan kemampuannya untuk menggunakan mesin-mesin tersebut, dan itu
berarti akan mempertinggi hasil.Sedangkan modal semakin tinggi jika pasar
semakin luas, dan tingkat keuntungan yang diperoleh semakin tinggi. Namun
pertumbuhan ini akan macet (stationer) jika sumber-sumber alam yang ada telah
digunakan secara maksimal dan yang tersisa hanya mencukupi kebutuhan penduduk
saja, sehingga keuntungan tidak lagi ada. Oleh karena itu, modal dan output
tidak lagi tumbuh, artinya jumlah penduduk yang lahir sama dengan jumlah
penduduk yang meninggal.
Secara garis besar, teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith dapat
dirumuskan sebagai berikut : pertumbuhan output akan terjadi jika jumlah modal
semakin besar dan terjadi spesialisasi dan pembagian kerja. Spesialisasi
dipertinggi karena semakin tingginya modal. Modal semakin tinggi jika tingkat
keuntungan semakin besar yang dapat dicapai dengan memperluas pasar. Perluasan
pasar terjadi jika tingkat upah meningkat dan pertumbuhan penduduk semakin
besar. Pada suatu ketika, pertumbuhan ekonomi akan mandeg jika output yang ada
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk saja, sehingga tidak lagi
diperoleh keuntungan.
b.
Teori Pertumbuhan Ekonomi David Ricardo
Dalam mempelajari teori pertumbuhan ekonomi Ricardo, ingatlah
kembali bekerjanya “The Law of DeminishingReturn”. Teori pertumbuhan ekonomi
Ricardo ini secara garis besar tidak berbeda dengan teori pertumbuhan Adam
Smith. Perbedannya terletak pada penggunaan alat analis mengenai distribusi
pendapatan dalam penjabaran mekanisme pertumbuhan dan penempatan peranan sektor
pertanian yang lebih jelas.
Ciri-ciri perekonomian menurut Ricardo sebagai berikut :
1.
tanah terbatas jumlahnya
2.
tenaga kerja berubah (bertambah
atau berkurang) sesuai dengan perubahan tingkat upah minimal, atau yang sering
disebut tingkat upah alamiah
3.
akumulasi modal terjadi apabila
tingkat keuntungan yang diperoleh oleh pemilik modal berada diatas tingkat
keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka untuk melakukan
penanaman modal
4.
kemajuan teknologi terjadi
terus menerus dari waktu ke waktu
5.
sektor pertanian dominan
Karena keterbatasan tanah, pertumbuhan penduduk (tenaga kerja) akan
menyebabkan produk marginalnya semakin turun. Akibatny, upah juga menjadi
turun. Tenaga kerja akan terus bertambah jika penurunan upah tersebut belum
mencapai tingkat upah alamiah. Tingkat upah alamiah adalah tingkat upah yang
hanya cukup digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidup saja.
Jika upah sudah berada di bawah tingkat upah alamiah, maka penduduk tidak akan
bertambah lagi, bahkan menurun.
Akumulasi modal dan teknologi, menurut David Ricardo, berguna untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja, artinya bisa memperlambat bekerjanya
“The Law of Deminishing Return”, sehingga juga memperlambat penurunan tingkat
upah. Dengan demikian, pertumbuhan akan terjadi jika terjadi akumulasi modal
secara terus-menerus dan terjadi kemajuan teknologi yang terus menerus pula.
Teknologi hanya bisa diperoleh dengan adanya akumulasi modal. Namun pada suatu
ketika pertumbuhan ini akan mandeg akibat terbatasnya sumber-sumber alam.
Situasi mandeg (stationer) seperti itu memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1.
tingkat output konstan
(berhenti berkembang);
2.
jumlah penduduk konstan;
3.
pendapatan per kapita konstan
(akibat jumlah penduduk dan output yang konstan);
4.
tingkat upah berada pada
tingkat upah “alamiah”;
5.
tingkat keuntungan berada pada
tingkat keuntungan minimal;
6.
akumulasi modal berhenti;
7.
tingkat sewa tanah maksimal
c.
Teori Pertumbuhan Harrod-Domar
Harrod (1939) dan Domar (1947) membahas tentang peranan investasi
dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut Harrod-Domar
pengeluaran investasi mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan juga terhadap
penawaran. Investasi dalam jangka panjang akan menambah stok kapital, misalnya
pabruk, jalan dan sebagainya. Teori Harrod-Domar ini merupakan perkembangan
dari teori Keyness. Keyness berpendapat bahwa investasi mempengaruhi
permintaan, tetapi tidak mempengaruhi penawaran.
Menurut Harrod-Domar setiap pertambahan stok modal melalui investasi
masyarakat kan
meningkatkan kemampuan (potensi) masyarakat untuk menghasilkan output.
Kemampuan menghasilkan output disebut output potensial. Output potensial tidak
sama dengan output yanbenar-benar diproduksikan. Output yamng diproduksi akan
tergantung pada permintaan. Jika permintaan lemah, output yang diproduksi akan
lebih rendah daripada output potensial. Jika permintaan kuat, output yang
diproduksi akan mendekati atau sama dengan output potensial. Ini berarti
seluruh kapasitas produksi akan terpakai.
d.
Teori Solow-Swan
Robert Solow dan Trevor Swan secara sendiri-sendiri mengembangkan
model pertumbuhan yang mirip dengan model Harrod-Domar. Tetapi, karena model
yang dikembangkan olek kedua orang tersebut sama, mam disebut teori Solow-Swan.
Ada empat
anggapan yang melandasi model Solow-Swan, yaitu :
1.
tenaga kerja (jumlah penduduk)
tumbuh dengan laju tertentu;
2.
ada kecenderungan menabung dari
masyarakat;
3.
seluruh tabungan masyarakat
diinvestasikan;
4.
adanya fungsi produksi Q = f
(K,L) yang berlaku bagi setiap periode, artinya untuk menghasilkan suatu
produksi dapat digunakan berbagai kombinasi antara modal (K) dan tenaga kerja
(L)
3.
TEORI PERTUMBUHAN MENURUT ALIRAN BARU
Teori pertumbuhan yang akan dibahas disini adalah teori pertumbuhan
yang dikemukakan oleh pemenang hadiah Nobel, W. W. Rostow .
Menurut Rostow proses pertumbuhan dapat dibedakan atas lima tahap dan setiap negara di dunia ini
dapat digolongkan ke dalam salah satu diantaranya. Tahap-tahap pertumbuhan
tersebut dikaji atas :
1.
masyarakat tradisional (the
traditional society);
2.
prasyarat untuk lepas landas (
the preconditions for take off);
3.
lepas landas (the take off)
4.
tingkat kematangan (maturity);
5.
masa konsumsi tinggi ( the age
of high mass consumption)
Yang dimaksud dengan masyarakat tradisional adalah mayarakat yang
dalam kehidupannya masih menggunakan cara-cara yang sangat sederhana
(primitif), cara berpikirnya tidak rasional, kebiasaan hidupnya didasarkan pada
warisan dari nenek moyang . Oleh karena hal-hal tersebut, tingkat produktivitas
pun sangat terbatas. Dalam keadaan seperti itu Rostow mengemukakan bahwa
pembangunan ekonomi akan menyebabkan terjadinya perubahan segala aspek
kehidupan mereka.
Pada masa transisi :
1.
Masyarakat mulai sadar terhadap
pentingnya pembangunan ekonomi
2.
Lebih terbuka terhadap ide-ide
baru demi kemajuan hidupnya. Masa itu disebut sebagai masa peralihan atau
prasyarat lepas landas.
3.
Peranan ilmu pengetahuan pada
masa itu sudah mulai aktif.
Setingkat diatas masa peralihan dinamakan masa lepas landas. Masa
ini ditandai oleh adanya :
1.
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang pesat
2.
Industri dan jasa
3.
Pendayagunaan sumberdaya
manusia secara optimal
Biasanya, setelah industri berkembang dengan pesat, suatu negara
mulai mapan kehidupan ekonominya, artinya :
1.
Sifat ketergantungan kepada
negara lain telah dapat diatasi. Masa itu disebut sebagai masa perekonomian
yang matang.
2.
Negara yang telah matang
kehidupan perekonomiannya biasanya telah mampu memanfaatkan segala sumberdaya,
baik alam maupun manusiasecar maksimal. Masa ini juga ditandai dengan adanya
kritik terhadap berbagai hasil industrialiasi dan mulai menonjolkan peranan
bidang jasa dalam kehidupan ekonominya.
Tahap akhir menurut pandangan Rostow yakni tahap konsumsi tinggi.
Pada tahap ini masyarakat hanya tinggal memikirkan kesehjahteraan saja,
berbagai masalah produksi dan distribusi dikesampingkan. Maka ini ditandai
dengan adanya :
1.
perluasan pengaruh atau
kekuasaan ke negara lain
2.
upaya secara terencana bagi
tercapainya kesejahteraan masyarakat dengan mencukupi segala kebutuhan
hidupnya.
sumber : http://ml.scribd.com/doc/21981713/Teori-pertumbuhan-ekonomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar