TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1. Absolute Advantage
dari Adam Smith
Teori Absolute Advantage atau keunggulan
mutlak lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga
sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional.
Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil
seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya sumber daya yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak sumber daya yang digunakan
akan makin tinggi nilai barang tersebut. Jadi, suatu negara disebut memiliki
keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut mampu memproduksi lebih banyak dari negara
lain dengan sumber daya yang sama.
Perhatikan contoh di bawah ini:
Negara
|
Hasil produksi / Jenis Barang
|
|
Kursi
rotan
|
Kalkulator
|
|
Indonesia
|
40
|
8
|
Jepang
|
20
|
20
|
Jumlah
|
60
|
28
|
Catatan:
Produksi dengan jumlah sumber daya yang sama yang digunakan dalam satu
bulan.
Sumber: Hasil olahan sendiri
Berdasarkan contoh di atas dapat terlihat
bahwa Indonesia lebih unggul memproduksi kursi rotan disbanding dengan Jepang.
Hal ini terlihat dari jumlah produksi Indonesia sebesar 40 unit sedangkan
Jepang hanya 20 unit. Oleh sebab itu, sumber daya yang ada di Indonesia
digunakan seluruhnya untuk memproduksi kursi rotan sehingga jumlah produksi
kursi rotan menjadi 80 unit.
Sedangkan negara Jepang lebih unggul dalam
memproduksi kalkulator. Hal ini dapat terlihat dari jumlah produksi kalkulator
Jepang sebesar 20 unit sedangkan Indonesia hanya 8 unit. Sama halnya dengan
sebelummnya, maka Jepang lebih mengutamakan penggunaan seluruh sumber daya
untuk menghasilkan kalkulator sehingga menjadi 40 unit seperti pada table
berikut:
Negara
|
Hasil produksi / Jenis Barang
|
|
Kursi
rotan
|
Kalkulator
|
|
Indonesia
|
80
|
-
|
Jepang
|
-
|
40
|
Jumlah
|
80
|
40
|
Berdasarkan table di atas dapat dilihat
jumlah total produksi meningkat menjadi 80 unit kursi rotan dan 40 unit
kalkulator yang sebelumnya hanya 60 unit kursi rotan dan 28 unit kalkulator.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dirasakan adanya manfaat perdagangan
internasional berdasarkan teori keunggulan mutlak adalah penambahan total
produksi.
2. Comparative
Advantage Dari David Ricardo
Dua negara akan tetap melakukan pertukaran
melalui perdagangan internasional walaupun salah satu negara mempunyai semua
keunggulan dengan melihat keunggulan
relatifnya. Keunggulan relatif adalah perbandingan opportunity cost
suatu kegiatan dalam menghasilkan suatu barang dengan mengorbankan barang lain.
Perhatikan contoh di bawah ini:
Negara
|
Hasil produksi / Jenis Barang
|
Opportunity Cost
|
|
Wol
|
Katun
|
||
Indonesia
|
5
|
10
|
1 :
2
|
Australia
|
15
|
12
|
5 :
4
|
Jumlah
|
20
|
22
|
|
Berdarkan teori keunggulan mutlak maka kedua
negara tidak perlu melakukan perdagangan atau pertukaran. Namun berdasarkan
teori keunggulan komparatif yang melihat pada opportunity cost dari kedua
negara. Berdasarkan opputunity cost tersebut maka Indonesia berspesialisasi
pada produksi katun sedangkan Australia berspesialisasi pada produksi wol
sehingga terjadi perubahan jumlah produksi seperti tabel berikut:
Negara
|
Hasil produksi / Jenis Barang
|
|
Wol
|
Katun
|
|
Indonesia
|
-
|
20
|
Australia
|
30
|
-
|
Jumlah
|
30
|
20
|
Berdasarkan table di atas dapat terlihat
terjadi peningkatan produksi pada wol dari 20 unit menjadi 30 unit walaupun
terjadi penurunan produksi pada katun dari 22 unit menjadi 20 unit namun secara
keseluruhan atau dari dua produk tersebut terjadi peningkatan dari 42 unit
menjadi 52 unit. Jadi, berdasarkan teori keunggulan komparatf perdagangan dapat
terjadi dengan memperhatikan opportunity cost dari produksi kedua negara yang
hasilnya bermanfaat untuk meningkatkan produksi total kedua negara setelah
berspesialisasi dan berdagang.
Merkur 15c Safety Razor - Barber Pole - Deccasino
BalasHapusMerkur 15C Safety Razor - Merkur 토토 사이트 - 15C for Barber 1xbet korean Pole is the https://deccasino.com/review/merit-casino/ perfect introduction https://septcasino.com/review/merit-casino/ to the Merkur Safety 토토 Razor.